Kamis, 17 Februari 2011

Bersyukur Itu SAaangat Penting

♥●♥_◕_♥●♥ Kadang saya iri melihat orang-orang di sekeliling saya, disayangi oleh “seseorang”. Saya memang penganut “tiada pacaran sebelum akad”, upzz ralat ding.. "tiada pacaran sblum pake toga".. hohohoh tapi sebagai manusia kadang timbul juga perasaan ingin diperhatikan secara istimewa.hoho.. tapi perasaan itu saya tepiskan saja jauh2..
sampai saatnya tiba,mudhhan saja bisa..
AMIN...
but namanya manusia.. smua'a menggunakan perasaan..& hati..soo.. bagaimana caranya supaya tidak kotor hati?
Berpikir lebih logika dan melihat kenyataan... yupz....masih ada... Orang tua saya selalu memperhatikan saya. Memanggil saya dengan “sayang” betapapun saya telah menyusahkan dan sering menyakiti mereka. Mungkin mereka bahkan memanggil saya seperti itu sejak saya belum dilahirkan. Padahal belum tentu saya jadi anak yang bisa melapangkan mereka ke surga... Belum tentu bisa jadi kebanggaan... Jangan-jangan hanya jadi beban...
Tatapan cinta itu juga sering saya terima. Dari ibu yang bergadang menjaga saya yang tengah demam... Dari ayah yang tiada henti mencari nafkah untuk anak-anaknya... Dari teman yang beriring-iring menjenguk saya sakit...Dari Bunda, ibu, kakak sepupu yang walaupun tidak selalu, menjadi pengganti orang tua saya ketika saya jauh dari orang tua, ya di perantauan. Dari teman akhwat yang bersedia mengantarkan saya pulang larut malam. Betapa seringnya kita tidak menyadari...

Di atas segalanya, tentu saja ada cinta Allah yang amat melimpah. Duh... masih banyak lalai, Allah masih berbaik hati membiarkan saya hidup... Masih membiarkan saya bersujud walau terkadang ada tidak khusyunya..
astaghfirullah... T.T
Coba, mana ada sih kebutuhan saya yang tidak Allah penuhi. Makanan selalu ada. Saya masi bisa bersekolah hingga jenjang sarjana walaupun belum graduate. Anggota tubuh yang sempurna. Diberi kesehatan. Diberi kehidupan. Apalagi yang kurang?
masyaAllah...
Tentu ada ujian dan kerikil di sepanjang kehidupan ini. Tapi bukankah itu bagian dari kasih-Nya juga? Bagaimana kita bisa merasakan kenikmatan jika tidak pernah tahu rasanya kepedihan? Buat saudaraku yang diuji Allah dengan cobaan, yakinlah bahwa itu cara Allah mencintai kita. Pasti ada hikmahnya. Pasti!
Jadi, selama ini ternyata saya bukan kekurangan cinta. Saya saja yang tidak pernah menyadarinya. Bahkan saya tenggelam dalam lautan cinta yang begitu murni.

Sekarang pertanyaannya, apa yang telah kita lakukan untuk membalasnya? Kalau saya, wah, sepertinya masih sering menyakiti orang lain. Sadar ataupun tidak sadar. Kalaupun tidak sampai menyakiti, rasanya terkadang masih cuek terhadap orang. Apalagi pada Allah... Begitu besarnya cinta Allah pada saya dan terkadang masih menyalahgunakannya. . .
Kalau sudah seperti ini, rasanya tidaka ada iri dalam diri saya pada semua hal-hal yang berbau “pacaran pra nikah" or "pacaran sblm pake toga(gelar sarjana)"hohohoho..........^_^.......... Siapa bilang saya tidak dicintai? Memang tidak ada yang mengantar-antar saya ke mana-mana, tapi Allah mengawal saya di setiap langkah. Tidak ada candle light dinner, tapi ada sebuah keluarga hangat, dan perhatian dari teman2..... Tidak ada surat cinta, tapi bukankah Allah selalu memastikan kebutuhan saya terpenuhi? Bukankah itu juga cinta?

Entah cinta yang “resmi” itu akan datang di dunia atau tidak. Tapi ingin rasanya membalas semua cinta yang Allah ridhoi. Tulisan ini bukan untuk curhat nasional. Yah, siapa tahu ada yang senasib dengan saya .
yuk, kita coba sama-sama. Jangan sampai ada cinta halal yang tak terbalas... :-)

2 komentar:

prince mengatakan...

asstahfiruhlahalazim,,,,,,,,,,,
sangat menyentuh kata2nyaaaaaaaa
hemmmmmmmmmmmmm
hikzzz...hikzzz..hikzzzzzzzzz

inda_ajhaa mengatakan...

hohoho..
wkwkwkkw
gerottttttttttt